Senin, 04 Juli 2011

Romantisme Hujan....

Ketika hujan turun dan temurun ke relung kalbu
dengarlah nyanyiannya mewakili sajak-sajakku
susah payah kurangkai ribuan bait
agar kau dengar lebatnya kalimat rindu
tiada henti berkilatan dalam batin
rasakan gemuruhnya dalam erat dekapanku.
Warna-warni payung menari di jalanan
rampak menitik air berjatuhan, desau angin berbisik sayup di dahan
basah dedaunan, basah bunga-bunga, basah seluruh pelataran
jejakjejak kita bermekaran dalam genangan
pada kata cinta kutemukan airmata netes perlahan
lalu kaubiarkan wajahmu kuseka dengan kecupan.
Tiap hujan kita melangkah di celah gemuruhnya
mendengarkan deru hujan merasakan angin menari dan bercanda
kadang kita tembus derasnya dengan terguyur dalam mesra
berguncang-guncang jejak air di atas payung kita
iramanya seperti derap sajak menyusun bait cinta
begitu lembut begitu merdu begitu syahdu.
Kita mensyukuri hujan. Kita jatuh hati pada hujan
hujan menghapus debu-debu bimbang di kelopak-kelopak kembang
mengubah catatan lara menjelma loncatan airmata bahagia
bertaburan rintiknya menggenangi jejak-jejak kita
hujan turun dan cintaku menuliskan tetesnya di hatimu
berkaca-kaca tatapanmu. Biarkan cinta menitik abadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar